Karena tidak mau ketinggalan, pelajar ini naik kuda walau jalan yang harus dilalui cukup berat. (Foto ilustrasi pixabay)
spirit.my.id – Mantap nih pelajar, patut diacungi dua jempol dan bisa dijadikan inspirasi bagi pelajar lain.
Namanya Rio Jonathan Adu, tercatat siswa kelas XII MIPA SMAN 1 Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Begini, suatu ketika saat akan pergi ke sekolah, motornya mogok sedangkan jarak antara rumah dan sekolahnya cukup jauh 8 kilometer.
Artikel Terkait :
https://www.spirit.my.id/2018/09/susah-dan-ribet-di-jepang-sejak-dini.html?m=1
Karena tak mau kesiangan, spontan saja ia pergi ke padang rumput untuk mengambil kuda.
Lantas ia pun pergi ke sekolah dengan naik kuda dari rumahnya di Ndelabiti, Desa Dalek Eso.
“Waktu itu, saya start motor tidak hidup, motor sudah mogok dan tanpa berpikir panjang, saya pergi ambil kuda di padang. Saat itu pula bapak dan mama sudah pergi ke sawah,” ujar Rio.
Dengan kuda miliknya, ia harus melewati medan yang sulit ke sekolah.
Namun tak dihiraukanya, ia tak ingin ketinggalan pelajaran apalagi ia sedang mempersiapkan diri ujian akhir.
“Saya sekarang sudah kelas 3 SMA, saya harus pergi ke sekolah untuk dapat pelajaran dan mempersiapkan diri mengikuti ujian akhir, meski banyak tantangan yang saya hadapi,” tegas Rio.
Tak lama kemudian, Rio pun tiba di sekolah.
Melihat Rio ke sekolah dengan kuda. Sang kepala sekolah Kare spontan memberi apresiasi.
“Saya sampai di sekolah, Bapak Kepala Sekolah tanya saya kenapa bawa kuda, saya jawab, saya takut terlambat Bapak,” ungkap Rio.
Saat Rio hendak mengikat kudanya di pelataran halaman sekolah, namun tak ada tempat yang cocok. Ia pun diizinkan mengikat kudanya di padang rumput di depan sekolah.
“Karena ada padang rumput dan pohon di depan sekolah, saya memilih untuk ikat di situ. Dan Bapak Kepala sekolah beritahu security untuk menjaga kuda saya,” kata dia.
Rio adalah anak kedua dari pasangan suami istri Bernard Adu dan Juliana. Usai pulang sekolah, ia membantu ayah dan ibunya menanam padi serta menjaga ladang mereka.
Baca Juga :
https://www.spirit.my.id/2018/09/ajeng-mojang-kece-juara-asia-pasifik.html?m=1
Sang ayah dikenal sebagai joki kuda dalam pacuan kuda hus (gelaran budaya pacuan kuda indah orang Rote).
Otomatis, Rio pun tak perlu diragukan lagi dalam menjinakan sang kuda.
“Kalau saya pulang sekolah, saya bantu bapak dan mama jaga sawah,” ucapnya.
Aksi Rio ini banyak menuai pujian. Rio pun telah menginspirasi banyak temannya agar rajin ke sekolah untuk menggapai cita-cita.
Rio berpesan untuk pelajar Indonesia, jangan patah semangat dalam belajar meski ada tantangan dan rintangan.
“Untuk teman-teman saya di luar sana, hambatan untuk ke sekolah bukanlah masalah yang sulit. Banyak cara untuk sampai di sekolah dan terutama mendapat pendidikan dalam meraih masa depan,” pesan Rio.
Sumber : Pos Kupang
(Res)