Begini Kisah Pria yang Jagain Jodoh Orang 7 Tahun Berakhir Tragis

Jagain jodoh orang
Memang sangat menyakitkan pacaran lama tapi akhirnya diembat orang.
(Photo ilustrasi pixabay)

spirit.my.id – Belakangan ini muncul istilah baru bila kita mendengarnya akan tersenyum dibuatnya, yakni “jagain jodoh orang”. Istilah ini mencuat ke permukaan dikarenakan banyak kejadian dimana pacaran yang dijalin telah cukup lama berakhir tragis, ditinggal nikah oleh pasangannya.

Tentu saja jika kejadian ini menimpa diri kita dipastikan bakal bikin sakit hati, ngenes dan seribu umpatan bakal keluar dari mulut.


Nah, hal ini dialami oleh seorang pria bernama Fajul Dermawan.

Kisah cintanya yang dirajut cukup lama kurang lebih 7 tahun berujung tak bahagia, sebabnya sang wanita berinisal NS lari dengan pria lain.

Saat bertemu dengan spirit media inspiratif, cowok yang dipanggil Jul ini menceritakan perjalanan cintanya yang penuh liku namun disana ada kesetiaan dan kesabaran yang tak bisa diukur oleh materi.

Jul pun mulai menceritakan kisah kasihnya.

Bertemu dengan NS, saat dirinya masih kuliah. NS sendiri waktu itu duduk dibangku sekolah kelas 2 SMP. Keduanya orang Bandung.

Jul, mengungkapkan, pengorbanan materi tak terhitung dibarengi dengan kesetiaan selama menjalani perjalanan cintanya. Kedua orang tua atau keluarga masing – masing tak ada masalah, saling merestui.

“Yah kalau menghitung materi, tenaga dan pikiran sudah saya curahkan buat dia. Saya terus dampingi, saya bimibing di pelajarannya sampai tamat SMA. butuh biaya buat sekolah atau keperluan lain kalau saya lagi ada diberikannya,” kata Jul dengan suara lirih.

Saat menuturkan, pria kelahiran 1991 ini menghela napas dalam – dalam. Selama pacaran, prestasi sang mantan terbilang bagus baik di akademi maupun eskul.

“Karena Jul selalu memberi motivasi agar berprestasi. Kalau kegiatan diluar sekolah kalau saya engga ada kegiatan pasti saya kawal. Bukan apa – apa sih, saya  begitu demi kebaikan dia juga,” ucapnya.

See also  Kelak, Rima dan Kekasihnya Ingin Membangun Pesantren

Di pertengahan kelas 2 SMA, Jul, menegaskan akan mengajak nikah NS jika sudah kelar sekolah dan NS pun mengiyakan.

Namun, setelah lulus dan dirinya pun sudah punya pekerjaan yang menjanjikan, ada perubahan sikap NS. Karena  curiga, penyuka olaharaga bolavoli ini meyelidikinya.

“Malam minggu, tahun 2018, saya telepon dia katanya lagi nginep di saudaranya. Perasaan waktu itu engga enak, saya putuskan mendatangi kesana, karena saya tahu pernah kesana. Pas kesana memang ada, tapi yang bikin kaget ada teman saya,” terang Jul.

Namun begitu, Jul tetap tenang dan memperhatikan keduanya. Jul menuturkan keduanya terlihat salting alias salah tingkah. karena percaya pada NS, Jul segera menepis pikiran – pikiran yang membuatnya galau.

Karena Jul fokus bekerja, kadang berhari – hari di luar Kota. Namun begitu informasi yang masuk makin banyak yang rata – rata kalau NS, makin lengket dengan pria tersebut.

Dan benar saja di suatu waktu, NS terus terang kalau dirinya akan menikah dengan temannya itu.

Mendengar keputusan itu, anak pertama dari 3 bersaudara ini, pasrah walau berat menerimanya.

“Mungkin dia juga suka sama teman saya itu, bukan hanya dijodohkan saja. Yah mungkin pertimbangannya dia lebih mapan, kalau saya masih meniti karir. belum ada apa – apanya dibanding sama cowok itu. Mungkin jalan yang terbaik buat Jul, kembali lagi ke jodoh” imbuhnya.

Bulan Maret 2019 (sebelum Covid), Jul harus merelakan sang kekasih tercinta yang selalu dibimbingnya sejak kelas 2 SMP sampai lulus SMA, dipinang pria lain yang tiada lain temannya sendiri.

Walau begitu,  Jul sendiri tak ada dendam pada temannya itu, malahan dia datang pada resepsi pernikahannya. Bahkan dia  memberanikan diri berbisik pada kawan yang merebut kekasihnya itu “jagain dan jangan sakiti dia”.

See also  Mencari Jodoh Jangan Disamakan dengan Memilih Pakaian atau Makanan

“Tidak marah, justru sebaliknya mendoakan menjadi suami istri yang bahagia dunia dan akherat,” ujar Jul pendek.

“Belum bener – bener pulih sih, Kalau malam lagi sendiri kalau ingat kadang saya nangis. ko begini ya nasib Jul,” pungkasnya.

Setelah kejadian itu, tak lama kemudian karir Jul, di perusahaan otomotif ternama di Indonesia makin bergengsi yaitu sebagai Manajer Marketing dengan gaji di atas 17 juta belum tunjangan lainnya.

Jul sendiri mengaku belum terlalu memikirkan soal perempuan walau sudah ada wanita yang dinilianya cocok dengannya.

(Res)  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *