Ini Penyebab Indonesia Masih Betah Menjadi Negara Berkembang

Indonesia
Indonesia akan maju jika para pemimpin bertekad menjadi pemimpin yang amanah dalam tegakan aturan hukum.

spirit.my.id – Indonesia negara berkembang, kalimat ini sudah familiar terdengar sejak era tahun 70-80 an.

Jika dikorelasikan pada saat ini di era milineal, Indonesia negara berkembang belum berubah menjadi Indonesia negara maju padahal sudah terjadi pergantian beberapa generasi.

Kenapa bisa begitu ya ?

Menurut beberapa ahli ada beberapa penyebab diantaranya Indonesia tergolong negara yang populasi penduduknya tinggi menyebabkan kebutuhan sandang, papan dan pangan meningkat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lambat dan tertinggal. 

Pendapatan perkapita tergolong rendah, fasilitas pendidikan rendah, kekuatan ekonomi masih mengandalkan kepada industri primer atau ekstratif.

Dan jangan lupa, penjajah baik itu Jepang dan Belanda tidak meninggalkan jejak yang bagus untuk dijadikan modal dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih maju.

Ditambah lagi korupsi di Indonesia masih tinggi.

Status Indonesia yang masih berkembang ini diamini oleh orang pergerakan politik Hikmat Ruhiyat.

Pria kelahiran 1965 ini, mengatakan saat masih duduk di bangku SD, Indonesia negara berkembang sudah didengarnya.

“Waktu denger kalau negara kita masuk negara berkembang seneng karena berarti negara kita waktu itu sudah maju tidak negara miskin atau terbelakang,”katanya sambil seruput kopi hangat di sebuah warung kopi pojokan.

Sambil mengambil bala-bala hangat, ia melanjutkan, informasi yang dirinya terima menyebut bahwa Indonesia tidak lama lagi akan menjadi negara maju.

Dan memang jika melihat kenyataan waktu itu, Indonesia terbilang negara terdepan di kawasan ASEAN bahkan disegani di Asia dan dunia.

“Siaran kan hanya satu tv saja, radio sama koran. Beritanya yang saya tahu Indonesia jadi negara maju diantara negara ASEAN atau Asia. Jadi saya punya kesimpulan mantap nih 10 tahun lagi bakal jadi negara maju,”terangnya penuh semangat.

See also  Mie Ayam Dua Ribu, Siapa yang Mau?

Namun seiring waktu, sampai era milineal saat ini, ia heran lantaran status tak berubah Indonesia masih berkembang.

Ikmat, begitu dipanggil, menilai ada sesuatu yang salah sehingga menghambat Indonesia maju. Ia menilai faktor pemimpin penyebabnya.

“Seorang pemimpin harus jadi panutan, harus konsisten, harus tegas baik kata dan perbuatan dalam menegakan aturan terutama hukum. Hukum jangan pandang bulu apalagi korupsi yang bikin negara ini terpuruk. Hukum adil akan punya dampak pada keadilan dan kemajuan,”tandasnya.

Sebelum melanjutkan cakapnya, ia mengambil gorengan hangat dulu. 

Ikmat optimistis, bila seorang pemimpin dari semua tingkatan mulai DPR, DPRD, Bupati, Walikota, Gubernur, Presiden tegak lurus dalam menegakan aturan, Indonesia akan mencapai kemajuan.

Diakuinya untuk mendapatkan pemimpin yang mumpuni dan berkualitas memang tak mudah.

Pemimpin yang adil lebih menjamin ketenangan dan ketentraman karena menyetarakan hukum bagi rakyat.

“Kalau mau maju dari pemimpinnya dulu. Berani berantas korupsi, tak ada penyalahgunaan jabatan dan praktek-praktek yang merugikan negara. Ingat pemimpin itu dibayar dan dipilih oleh uang rakyat sepatutnya kerja untuk kemajuan rakyat dan negara bukan kepentingannya. Kalau pemimpin tegas dengan aturan Indonesia pasti jadi negara maju. Pemimpin adil akan dicintai,” tegasnya. 

Lalu ia berdiri sambil membayar dan pergi.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *