Bea Trice, Wanita Asal Belgia, Ingin Mendirikan Kampung Inggris
Tahun 1991, di Jerman, Bea Trice, nama lengkapnya, dinikahi pria Indonesia asal Kota Bandung. Tahun 1993, diboyong sang suami hijrah ke Indonesia. Namun, pernikahan tersebut kandas, cerai. Dari pernikahannya dikaruniai 4 anak. ke 4 nya diambil suami.
Sejak itu, hidupnya terlunta - lunta. Untuk melupakan masa lalunya, Miss Bea, panggilannya, sering menyendiri.
2005, wanita 52 tahun itu hidupnya kembali menikah dengan laki - laki asal Yogya. Tapi 2013, suami keduanya itu meninggal. Dari pernikahanya tersebut tak dikarunai anak.
Kala sang suami meninggal ia sedang mengajar di perusahaan konstruksi di kalimantan.
"Jadi suami meninggal semangat hidup hilang, mau nyari kerja susah engga bisa fokus, sering nangis, depresi,"katanya pada redaksi.
Demi menyambung hidup dirinya pindah/ Namun beruntung anaknya masih memperhatikannya dengan memberi uang sebesar 500 ribu sebulan.Mirisnya, Bea, dapat tuduhan yang membuat hidupnya semakin terpuruk,"Saya banyak fitnah, Saudara saya pada mundur, saya dijelek - jelekin, jadi saya asli sendiri,"terangnya.
Meski begitu, ia tak putus asa, rajin sholat dan berdoa adalah kuncinya.
Tahun 2015, Bea, ditelepon temannya untuk pergi ke Palu. Namun orang yang menyuruhnya tak bertanggung/ Untungnya kemahiran dalam bahasa Inggris membuat dia bisa bertahan hidup. Dirinya mengajar diberbagai sekolah.
"Alhamdulillah saya banyak job - job kecil di sekolah - sekolah disitu (Palu),"imbuh perempuan yang sudah menjadi WNI ini.
Bea mengatakan bukannya tak ingin pulang ke Belgia, namun terbentur ongkos. Bahkan, Bea, berterus terang, orang Indonesia mencap jika semua orang bule banyak duitnya.
"Kalau pulang sekali pulang 50 juta, sedangkan 50 ribu aja sekarang saya engga pegang, kalau saya bilang engga ada uang, emang bener - bener engga ada uang,"tegasnya.
Ingin membuka Kampung Inggris Di Perumahan Alam Sanggar Indah.
Dengan mengambil tempat di sebuah Balai, cluster Adenium, Bea ingin membagi ilmu bahasa Inggrisnya. Ia ingin memperkenalkan pelajaran bahasa Inggris tidak susah malahan menyenangkan.
Metode kursus intensive, workshop, training hingga English Camp, siap disajikan.
Bea, mengaku pernah ada yang bertanya pada dirinya, kenapa tidak mengajar di sekolah intenational saja. Dengan santai Bea menjawab ogah.
"Buat apa ? mereka tidak butuh saya, mereka bahasa Inggrisnya udah jago, mereka engga butuh saya, yang saya butuhkan sekolah yang levelnya bahasa Inggrisnya jelek dan saya bisa ngangkat disitu, kelihatan hasil kerja saya,"terangnya dengan nada tinggi.
karena itu, Bea yakin, bila warga khususnya di perumahan ASI antusias, ia ingin mendirikan kampung Inggris seperti di daerah lain.
Selain itu, dirinya siap membantu sekolah - sekolah untuk menaikan level pelajaran bahasa Inggris.
"Insya Allah bisa, siapa tahu jadi kampung Inggris seperti di Jawa,"pungkasnya.
(Res)
Selain itu, dirinya siap membantu sekolah - sekolah untuk menaikan level pelajaran bahasa Inggris.
"Insya Allah bisa, siapa tahu jadi kampung Inggris seperti di Jawa,"pungkasnya.
(Res)
Post a Comment for "Bea Trice, Wanita Asal Belgia, Ingin Mendirikan Kampung Inggris"
Post a Comment