Bahasa Sunda Di Kalangan Generasi Milineal Rawan

Kalangan generasi muda nampaknya kurang tertarik memakai bahasa Sunda. Hal ini cukup memprihatinkan.

spirit.my.id - Di era globalisasi seperti sekarang, perkembangan bahasa Sunda di kalangan milineal cukup memprihatinkan.

Bahasa Sunda sepertinya sudah tidak menjadi bahasa utama di kehidupan sehari-hari.

Sinyal terpinggirkannya bahasa Sunda salah satunya ditandai dengan kehadiran media sosial yang membawa budaya luar.

Rendahnya minat pada bahasa Sunda di dikalangan generasi muda mendapat tanggapan Elan Jaenawan, seorang  praktisi seni Sunda.

"Perkembangan bahasa Sunda di kalangan milineal bisa dibilang rawan karena pihak-pihak yang berperan mensosialisasikan aspek budaya terkait bahasa ini kurang kiprahnya ditambah lagi perkembangan arus globalisasi sehingga anak-anak lebih cenderung mengikuti perkembangan IT," katanya.

Lanjut Elan, begitu dipanggil, rendahnya cinta pada bahasa Sunda diperkuat oleh pandangan orang tua yang khawatir ketika memakai bahasa Sunda bahasanya kasar.

"Di sisi lain orang tua punya persepsi terkait bahasa Sunda. Kalau anak bicara pakai bahasa Sunda akan kasar, ada persepsi seperti itu mending cari aman jadi pakai bahasa Indonesia," tambahnya.

Latihan seni Sunda di Saung Jambu.

Pandangan orang tua seperti itu ia tidak setuju, pasalnya ia menilai anak yang memakai bahasa Sunda dikesehariannya bisa menjadi rujukan kepribadiannya.

"Tapi sebetulnya menurut pengamatan saya dari aspek bahasa Sunda jadi barometer untuk melihat karakteristik anak. Bisa dibedakan anak yang pakai bahasa Sunda yang lembut jelas secara etika lebih bagus dari pada berbicara bahasa Sunda kasar berartikan wawasan adab etika sudah lebih bagus," tandasnya.

Karena itu, ia menyarankan kepada orang tua lebih baik memakai bahasa Sunda. Terkait bahasa Sundanya kasar tinggal dibenahi karena masih proses belajar.

"Disarankan memakai bahasa Sunda bahasa ibu. Terkait kasar lembut ya namanya juga proses belajar tinggal diluruskan saja. kalau bahasa Indonesia otomatis akan bisa sendiri karena dalam studi lain sosialisasinya pakai bahasa Indonesia," jelas pria kelahiran 1969 tersebut.

Ia juga menandaskan, banyak cara bisa dikerjakan agar bahasa dan budaya Sunda terjaga yaitu dengan pelatihan budaya seperti di Saung Jambu.

Elan pun mengapresiasi dan mendukung adanya Bale Bahasa yang dikelola oleh pemerintah Provinsi.

Lomba pupuh, ngadongeng, biantara, ngarang carpon, borangan, puisi, baca sajak, merupakan kegiatan Bale Bahasa yang patut didukung oleh semua pihak dalam rangka lestarinya bahasa dan seni budaya Sunda.

Ia berharap, adanya Bale Bahasa bisa dimaksimalkan sekaligus mengajak kaum milineal untuk lebih cinta lagi bahasa Sunda dengan mengikuti berbagai kegiatan Bale Bahasa mulai  tingkat Kecamatan, Kabupaten/ Kota sampai Provinsi.

"Sarannya didasarkan kesadaran, kasih sayang terhadap budaya Sunda. Ketika sadar, kasih sayang tidak ada ya susah. Dalam hal ini yang paling berperan pihak pemerintah," tuntasnya.

Berita seputar Persib, olahraga Jawa Barat dan Nasional kunjungi :

https://sportsjabar.com/

Kunjungi channel YouTube kami :

https://m.youtube.com/channel/UCVwuWm_OqbkpnavfgIRtrsQ

(*)


Post a Comment for "Bahasa Sunda Di Kalangan Generasi Milineal Rawan"