Begini Bulan Puasa DI Jalur Gaza Palestina


puasa di jalur gaza
Di tengah - tengah bangunan yang hancur, warga Palestina di jalur Gaza buka Puasa.


spirit.my.id -  Bulan suci Ramadhan adalah bulan agung bagi umat Islam di seluruh dunia. Kedatangannya disambut suka cita dan kegembiraan, pasalnya banyak momen indah yang hanya ada di bulan tersebut.

Tapi, bagaimana dengan saudara – saudara kita di Negeri Palestina terutama di jalur Gaza

Sedih dan miris itu ungkapkan yang pas, lantaran kaum bar – bar Zionis Israel Yahudi tak henti – henti membombardir dengan peluru dan mortir. Palestina kondisinya memprihatinkan.

Selain pasokan makanan dan minuman yang minim diperparah lagi dengan kurangnya penerangan litrik.

Baca Juga :


Dari tahun 2006, warga Palestina hanya bisa menikmati aliran listrik 3 – 4 jam sehari.

Muhammad Najjar, relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menerangkan. Semenjak jalur Gaza di blockade Israel, Pelestina mengalami krisi energy.

“Akibat paling fatal mengancam aspek kehidupan mereka, khususnya pelayanan medis,” ujar Muhammad Najjar, beberapa waktu lalu.


Menurut informasi  yang berhasil dihimpun ACTNews, pasokan listrik dari Israel 120 megawatt dan 32 megawat dari Mesir. Generator listrik yang ada tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya sebab lebih sering ruksak.

Warga Palestina saat buka bersama.


Akibat kurang pasokan listrik setidaknya tiga Rumah Sakit dan sepuluh pusat medis di jalur Gaza menghentikan layanannya.

“Semua rumah sakit menderita krisis listrik. Dengan sumber daya seadanya mencoba menyediakan bahan bakar untuk menjalankan rumah sakit. Namun, karena harga bahan bakar yang mahal seringnya mereka tidak mampu menyediakan bahan bakar,” terang Najjar.

Dua juta penduduk Gaza sangat merasakan dampak dari kurangnya aliran listrik. Kemiskinan di jalur ini terus meningkat, yakni sebesar 42 persen, 58 persen generasi mudanya pengangguran dan 80 persen, penduduk Gaza tergantung bantuan international terutama  makanan.

“Di Gaza, 80 persen orang bergantung pada bantuan kemanusiaan yang disediakan oleh organisasi amal. Ramadan ini ribuan keluarga tidak akan mampu memenuhi kebutuhan mereka dari makanan dan barang-barang Ramadan. Pegawai pemerintah tidak menerima gaji penuh mereka sejak berbulan-bulan,” tegas Najjar.

Sementara, Ayman Jamal Mghamis, seorang aktifis pro Palestina, mengungkapkan Ramadhan di jalur Gaza Palestina dipenuhi dengan tangisan dan derita. Desingan peluru dan bom menjadi teman akrab di kala puasa dan itu terjadi setiap tahun.

"Pasar kami kosong, seolah-olah bulan Ramadhan belum tiba. Dan setiap tahun, (kami merayakan ramdhan) tanpa sukacita dan harapan," ucap Ayman dengan terbata - bata.

Yang lebih menggetirkan lagi adalah, banyak warga yang tak bisa menikmati indah dan nikmatnya bulan puasa.

 "Banyak keluarga di Palestina hari ini berada di bawah garis kemiskinan, bahkan kami kesulitan mencari sepotong roti untuk berbuka puasa." tandasnya.

Bahkan saat ini, Polisi dan Militer Israel, terus menembaki para warga dengan roket di jalur Gaza dan kota - kota di Pelestina dan seleuruh Tepi Barat yang diduduki.

Bentrokan dan kekerasan terjadi setiap malam di Yerusalem, sejak awal Ramadan pada 13 April.

Ketegangan lebih memanas dari biasanya ketika pemuda Palestina protes dengan larangan berkumpul selama bulan Ramadan, pada Kamis, 22 April 2021.

Ketegangan makin tinggi dan meluas pada Jumat malam hingga Sabtu pagi. Kala para pemuda Palestina kembali berkumpul di luar tembok Kota Tua. Tak ayal bentrokan pun terjadi dengan Polis anti huru - hara Israel.

Baca Juga :


Gedung pengadilan Israel dan menghancurkan kamera keamanan menjadi sasaran warga Palestina. Sementara itu Polisi yang dilempari warga dengan batu membalas dengan roket  

Laporan militer Israel mengatakan tak ada korban luka, berbanding terbalik dengan pernyataan Bulan Sabit Merah Palestina yang menerangkan 8 warga luka pada Jumat malam dan dilarikan ke Rumah Sakit untuk perawatan.

(Res)




Post a Comment for "Begini Bulan Puasa DI Jalur Gaza Palestina"