Ini Tantangan Seorang Ayah yang Menjadi Orang TuaTunggal Dalam Membesarkan Anak

ayah orangtua tunggal
Photo ilustrasi pixabay

spirit.my.id - Menjadi orang tua tunggal alias single parents memang terasa berat, pasalnya harus membesarkan anak sendiri tanpa pendamping. Single parents sendiri lebih didominasi kaum ibu, baik karena perceraian atau meninggal.

Orang tua tunggal yang dijalani oleh seorang ibu dalam pandangan masyarakat sudah biasa dan tidak terlalu sulit dalam mengasuh dan mendidik sang buah hati. Tapi bagaimana dengan ayah yang harus membesarkan anak - anaknya sendiri.

Sampai saat ini, orang tua tunggal yang diperankan oleh ayah dirasa masih susah untuk dilakukan.

Kenapa bisa begitu ya ? lantaran peran sang ayah dalam keluarga tiada lain adalah sebagai pencari nafkah untuk kesejahteraan keluarganya. Sebaik - baiknya ayah tidak akan bisa menggantikan peran seorang ibu dalam mengasuh. Mayoritas seorang ayah lebih tercurahkan pada pekerjaan. Jika ayah sudah dalam posisi lelah lalu kemudian harus mengasuh anak, dikhawatirkan akan timbul amarahnya.



Artikel Terkait :

https://www.spirit.my.id/2020/12/demi-menyaksikan-dirinya-diwisuda.html

Kepadatan aktifitas pekerjaan seorang bapak, berimbas pada perhatian terhadap anak yang tidak maksimal. Malahan seorang ayah banyak yang tertekan bahkan stres menghadapi gejala ini.

Photo saat Kajian Islami Remaja Manca Spirit

Menurut penelitian, anak yang dibesarkan oleh ayah, cenderung memiliki kemampuan akademi yang rendah, aktifitas sosial terhambat dan interaksi sosial terbatas.

Melihat indikasi tersebut, tentu saja seorang ayah dalam mengurus dan membesarkan anak seorang diri harus ekstra kerja keras agar anaknya berkembang dengan baik.

Nah, ayah tunggal ini sedang dilakoni oleh seorang bapak bernama Dedi Mustaqin dengan anaknya berumur 8 tahun. Sang istri meninggal karena penyakit.

Awalnya, ia kikuk bagaimana membesarkan anaknya yang saat itu masih berusia 5 tahun.

"Saya tidak tahu caranya bagaimana menjadi seorang ayah. Saya hanya lihat di televisi, baca - baca dan saya meniru seperti di film atau di televisi," katanya pada Restu Nugraha dari spirit media inspiratif.

D tengah - tengah kesibukannya sebagai karyawan swasta, Dedi, panggilannya, selalu menanyakan keadaan sang anak yang dititipkan pada adiknya. 

"Alhamdulillah, dari umur 5 tahun, saya besarkan, anak saya nurut. Tapi saya juga maklum di umur segitu sedang banyak main dan butuh perhatian," terangnya.

Grup hadroh tampil saat Kajian Islami Remaja

Ketika pulang kerja, dirinya membawa anaknya pulang ke rumah yang tidak jauh dari rumah adiknya. Sebelum tidur, saya selalu menyempatkan berbicara menanyakan pelajaran sekolah dan aktifitas mainnya.

"Saat malam saya selalu ada disamping anak saya, karena saya sendiri tak yakin bisa menjadi ayah yang cukup baik untuknya," imbuh Dedi.

Berikut tips ala halodoc, jika ayah ingin lebih dekat dan bisa mendidik anak, tetapi seringnya masih bingung bagaimana memulainya. Maka dari itu, cobalah untuk mulai melakukan langkah berikut ini:

1. Lakukan Cerita Sebelum Tidur

Cari tahu pada ibu, guru, atau teman anak, kira-kira topik apa yang biasa mereka bahas saat di rumah, di sekolah, atau bermain. Bacalah buku atau artikel di internet yang berhubungan dengan apa yang diajarkan di sekolah. Sebagai bagian dari rutinitas sebelum tidur, coba baca buku bersama dengan anak dan diskusikan apa yang baru ditemukan atau dipelajari. Hal ini akan menumbuhkan kebiasaan membaca yang sehat setiap malam dan membuka komunikasi yang baik. 

2. Eksplorasi di Akhir Pekan

Jika hari kerja rasanya mustahil bagi seorang ayah untuk terlibat banyak dalam kegiatan mendidik anak, maka rencanakan untuk memanfaatkannya di akhir pekan sepenuhnya. Untuk setiap akhir pekan, rencanakan setidaknya satu tamasya atau traveling yang berhubungan dengan pelajaran yang dipelajari di sekolah. Hal ini akan memperkuat pembelajaran di sekolah dan memungkinkan pengalaman mendidik yang lebih langsung. 

Baca Juga :

https://www.spirit.my.id/2019/11/buat-bapak-semoga-panjang-umur-dan-bisa.html

3. Mengantar Anak Ke Sekolah

Jika memungkinkan, sebaiknya atur jadwal untuk mengantar anak ke sekolah di pagi hari. Hal ini akan membuat peluang untuk beberapa percakapan yang menarik di sepanjang jalan. Jika ada kesempatan untuk mengantar anak ke sekolah, maka akan memudahkan untuk berbicara dengan guru dan teman-temannya di sekolah. 

4. Sediakan Waktu Bersama

Duduk bersama dan berdiskusi bersama anak menunjukkan kepadanya bahwa waktu bersama mereka itu penting. Sediakan waktu berkualitas bersama anak untuk membicarakan hal-hal yang sedang ia sukai atau mungkin masalah yang tengah dihadapi di sekolah. Hal ini akan membuat ia tidak merasa sendirian.

Salam buat ayah yang saat ini sedang mengasuh dan membesarkan anaknya seorang diri.

(Res)

 



Post a Comment for "Ini Tantangan Seorang Ayah yang Menjadi Orang TuaTunggal Dalam Membesarkan Anak "